Terima kasih sudah memasang link dibawah ini sebagai sumbernya Read more: http://denisaremania.blogspot.com/
RSS

Tujuh Hari Dengannya | Cerpen

(Cerpen)Sebut saja namanya roby, roby adalah seorang lelaki yang sendiri dan hanya sendiri. Tak pernah ada seorang wanita atau gadis yang mengisi hatinya kini. Tapi ia tak pernah menyesal, ia selalu bersyukur kepada yang Esa. Hari demi hari dilaluinya dengan sepi dan sunyi, hanya sebuah buku yang selalu menemaninya, di buku itu ia mengatakan seluruh isi hatinya, mungkin baginya buku itu adalah satu-satunya yang paling mengerti apa yang ia katakan dan apa yang ingin ia utarakan.

Saat itu terlihat daun berguguran jatuh ke bumi terbang bagaikan bersayap, terduduk di ujung pandangan sosok roby yang sedang menyendiri di tengah keramaian teman-teman kampusnya. Namun tetap ia hanya ditemani sebuah buku dan pulpen hitam yang ada di tangannya. Tangannya yang selalu menari-nari di atas kertas putih, menuliskan semua kata-kata yang ada di hatinya. Namun tiba-tiba tulisan itu terhenti saat seorang gadis menghampirinya, terlihat senyum di wajah roby ketika gadis itu berkata “hai…boleh aku duduk disini?”. Tanpa ragu roby menjawabnya dengan senyum di wajahnya yang perlahan bahagia. Gadis itu lalu duduk di samping roby, “kamu lagi apa sih kok sendirian aja?”. Roby menjawabnya dengan bibir yang sedikit bergetar, “hmm…ga kok…cu…cu..ma…nulis aja”. Gadis itu lalu tersenyum, dan menatap mata roby dengan begitu tajamnya. Roby tertunduk malu, tak sanggup melihat tatapan gadis itu. Gadis itu lalu memegang tangan roby sambil berkata “nama ku anggun…nama kamu siapa?”…senyuman gadis itu membuat roby tak mampu tuk berkata, hanya diam membisu dan terus tertunduk. Gadis itu lalu pergi dan meninggalkan secarik kertas yang bertuliskan angka-angka nomor handphonenya. Roby melihat kertas itu seakan tak percaya, ia berulang kali menampar pelan dirinya, ia merasa sedang bermimpi…karena ga mungkin ada di dunia ini seorang gadis bodoh yang mau dekat atau bahkan pacaran dengan orang yang telah di vonis akan meninggalkan dunia ini beberapa bulan lagi. Yah itulah sebabnya mengapa roby selalu sendiri saat ini, dulunya ia adalah orang yang paling dikagumi dan yang menjadi rebutan para wanita, tapi ketika ia menginjak usia 21…ia sering mengalami sakit pada kepalanya, setelah dipereriksa ternyata ia mengalami kanker otak yang sudah ganas. Tapi semangatnya tak pernah padam, ia selalu berusaha bahagia walaupun hanya sendiri, ia selalu membuat orang tuanya bangga dengan berprestasi dalam kuliah di sisa-sisa usianya.




***

Saat bintang mulai menampakkan cahayanya di angakasa yang begitu indahnya, roby termenung di kamarnya sambil menatap secarik kertas dari gadis yang bernama anggun. Senyum yang begitu indah terlihat di wajahnya, “apa aku boleh memiliki seorang yang aku cintai?”, kata roby dalam hati yang kemudian mengambil bukunya dan menuliskan kata-kata di lembaran buku itu. Ketika roby sedang asiknya mengungkapkan isi hatinya, terdengar suara dering telephone genggamnya menggangu curahan hatinya. “Hallo..”, jawab roby pada telephonenya. “Hallo roby…ini angggun”. Mendengar nama itu, roby langsung terdiam dan seakan bingung “Anggun??!?..”, Tanya roby bingung. “Ia anggun yang tadi di kampus..masa kamu lupa?”. “Ga kok…aku ga lupa….”, jawab roby. “Aku nunggu telephone kamu, kok ga ngehubungi aku sih?”, tanya anggun. “Hmm…iya…barusan aku mau ngehubungi kamu kok…”, jawab roby. “Wah masa sih?..kalau gitu kita sehati donk..”, kata anggun sambil bercanda. “Eh kamu kok tahu nama aku sih?...”, tanya roby bingung. “Siapa sih yang ga tahu nama kamu…”, jawab anggun sambil bercanda. Mereka berbincang pada malam itu dengan akrabnya, bulanpun seakan mengerti perasaan roby, ia menerangi malam dengan indahnya seindah perasaan roby ketika mendegar anggun meminta roby untuk menjemputnya esok saat akan pergi ke kampus…”rob besok kamu bisa ga jemput aku?”, tanya anggun. “Bisa…tapi aku…tapi naik apa?!”, jawab roby berkata dengan bimbang. “Aku bukan cewek matre rob…kamu biasa bawa motor kan,,motor merah itu”, balas anggun. “Ha?! Kok tahu?...”, tanya roby. “Tahu donk”, jawab anggun. “Ok deh besok aku jemput kamu, tapi jangan ngehina ya”. Mereka lalu tertawa, bahagia sungguh bahagia…anggun adalah wanita pertama yang menghubungi roby setelah teman-temannya mengetahui penyakit yang di derita roby. Tapi anggun terlihat tak peduli dengan hal itu…ia berbincang dengan roby dengan nada-nada suara yang juga bahagia, apa anggun memiliki perasaan yang begitu dalam terhadap roby?...

***

Esok saat pagi datang, roby terlihat rapi dan bahagia bergegas sarapan…”wah rapi banget anak mama satu ini..”, canda mama roby. “Biasa ma…anak muda”, balas papa roby yang tersenyum sambil menatap roby. “Ah biasa aja ma…”, jawab roby yang tergesa-gesa menghabiskan makanannya. “Ma, pa…roby pergi dulu ya…”. “Kok buru-buru sih?”, sindir mama roby. Roby hanya menjawab dengan senyum dan langsung pamit kepada kedua orang tuanya dengan mengecup tangan kanan mereka.

Ini adalah hari pertamanya dengan cewek lagi…perasaan grogi selalu menghampirinya, apalagi ketika ia telah sampai di tujuannya, terlihat gadis cantik telah menunggunya dengan senyum yang begitu menawan, “aku ga telat kan gun?”, tanya roby. “Ga kok...yuk..”, jawab anggun. Roby sangat terkejut sekaligus bahagia ketika tangan halus anggun memeluk tubuh roby saat di atas motor. Mereka terus berbincang dengan begitu girangnya ketika itu.

“Dah nyampe nih”, kata anggun. Roby terus menatap wajah anggun yang begitu sempurna baginya. “Eh rob…ntar bareng lagi pulangnya ya”. Roby tersenyum manis pertanda menerima ajakan dari anggun itu, tapi ia tak mampu mengungkapkannya lewat kata-kata, hanya senyum yang terukir di wajahnya dan sedikit suara hati yang hanya dimengerti oleh dirinya sendiri.

Saat mentari semakin terik, panas yang menguras dahaga sangat terasa saat itu. Mungkin semua orang yang ada disana sedang berteduh menyejukkan hati, tapi tidak dengan roby, ia sedang menanti gadis pujaannya. Roby menunggu anggun di samping motornya sambil menuliskan beberapa kata-kata. Langkah kaki terdengar perlahan dan kemudian suara lembut seorang wanita menyapa dengan lembutnya kepada roby, “hallo rob…wah kok nunggu disini?..kan panas..”, “eh kamu gun…ga papa kok, kan biar kamu jalan ga terlalu jauh”, jawab roby. “Ah kamu rob…”, kata anggun sambil tersenyum kepada roby. “Yuk ah…laper nih..”, lanjut anggun. Roby lalu mengantarkan anggun ke rumahnya, roby terlihat begitu senang bahkan bisa dikatakan sangat senang…apalagi saat ia tiba di rumah anggun dan anggun mengajaknya mampir di rumahnya sambil menggenggam tangan roby. Roby pun mampir di rumah anggun yang terlihat mewah, di sana roby diperlakukan dengan sopan dan ramah oleh orang tua anggun, tak ada yang bisa menghilangkan senyum yang terukir di wajah roby saat itu.
***

Langit gelap, tanpa cahaya bintang dan hanya redup sinaran bulan. Namun merdunya nyanyian jangkrik yang perlahan terdengar merubah sunyi malam itu. Itu juga yang dirasakan roby, kesunyian yang biasa dirasakannya, pecah bagaikan derai kaca yang jatuh ke alas bumi yang dikelilingi indahnya mawar yang berwarna merah, saat ia sedang berbincang dengan anggun melalui telephone genggamnya. Begitu bahagianya roby, seakan tak ada yang bisa membuatnya untuk berhenti untuk tertawa, ya sebuah tawa yang telah lama tak pernah ia berikan. Ibu roby ternyata diam-diam mendengarkan suara tawa roby yang terdengar begitu kerasnya, ibu roby terdiam di depan pintu kamar roby sambil meneteskan air matanya. Rasa bahagia yang tak bisa dibendungnya…tetesan air mata itu bukanlah suatu rasa sedih tapi adalah suatu rasa yang sangat bahagia…yang ia rasakan

***

Esok hari adalah hari kedua roby mengenal dan dekat dengan anggun, seperti hari sebelumnya…rona bahagia terlihat di raut wajah roby, senyum seakan tak bisa lepas dari wajahnya. Dengan tergesa-gesa roby dengan motornya yang berwarna merah menjemput gadis yang sedang dekat dengannya itu. “Pagi gun..”, kata roby ketika sampai di rumah anggun”. “Pagi…”, jawab anggun sambil tersenyum dan naik ke motor roby. “Eh rob…ga papa nie aku deket ama kamu?...ntar ada yang marah lagi…”, tanya anggun sambil canda. “Hmm…mana ada orang yang bakal marah…mereka jijik dengan ku”, jawab roby dengan nada yang sedikit tinggi. “Maksud kamu?”, tanya anggun bingung. “Ga…Ga…ada…”, jawab roby yang kemudian diam.

“Rob ntar aku pulang agak lama…kita bareng ya,,,tapi kamu jangan nunggu di tempat kemaren…di kantin aja..ya..”, kata anggun dengan sedikit manja saat di parkiran kampus. “Ok deh tuan putri”, jawab roby. Mereka seakan telah kenal lama, begitu dekat dan begitu akrab…apakah mereka saling mencintai?...

***

Suasana begitu ricuh dan ramai, suara obrolan dan ocehan terdegar begitu keras di telinga. Yah itulah suasana yang terlihat di kantin kampus pada saat itu. Tertatap di ujung pandangan tubuh roby sedang terduduk sambil menulis di bukunya yang terlihat membisu, tapi kali ini berbeda…ia menulis tentang rasa bahagianya. Tapi saat roby sedang menikmati curahan hatinya, segerombolan wanita yang dengan sengaja berbincang dengan kerasnya berkata “Eh lihat tu roby…ga sadar apa ya…malaikat maut dah deket, masih aja Pd deketin si anggun”, kata seorang wanita yang telihat buruk begitu juga hatinya. “hahahaha…”, sambut teman-teman wanita itu tertawa dengan girangnya menghina roby. Roby terdiam, tulisannya terhenti…terlihat linangan air di matanya ketika mendengar kata-kata hinaan wanita itu. Pulpen hitam yang menjadi temannya terjatuh di lantai yang telah penuh dengan noda, tapi roby tak mengambilnya dan hanya diam…terlihat anggun sedang menghampiri roby sesuai janji yang diucapakannya…”kamu kenapa rob”, tanya anggun sambil memberikan pulpen roby. Roby tak menjawab, ia hanya menatap anggun…kemudian ia melangkah pergi meninggalkan anggun tanpa sepatah kata dari bibirnya. “Rob!!!..kamu mau kemana?”, teriak anggun. Namun roby seakan tak mendegar teriakan anggun itu, ia terus melangkahkan kakinya…jauh dan terus menjauh…
***

Rintikan hujan yang membasahi bumi di iringi gemuruh suara alam yang seakan sedang gundah malam itu, seoalah mengerti apa yang dirasakan oleh roby yang hanya menulis di atas bukunya yang mulai basah tertetes air mata yang jatuh dari pipinya. Dering suara telephone genggamnya seakan tak berarti, saat ia melihat nama yang Anggun tertulis di layarnya. Ia hanya melihat dan menatap suara hp yang tertidur di atas meja yang dihiasi foto anggun yang terlihat sangat cantik.

Roby kembali menjadi roby yang dulu, yang selalu sedih dan diam, dan hanya diam. Sebuah buku dan pulpen hitam yang hanya membisu, menjadi teman bagi roby. Tak lagi ada senyum di wajahnya…itulah yang di alami roby pada hari ke tiga ketika ia dekat dengan anggun…sendiri dan hanya sendiri…roby tak pernah mau mengangkat telephone dari anggun dan selalu menghindar saat angggun mendekatinya di kampus itu. Pada hari ke tiga itu tepatnya hari rabu, anggun datang ke rumah roby dengan penuh rasa penasarannya. “Rob tu di depan ada anggun”, kata mama roby. Roby tak menjawab…seakan membisu. “Roby…anggun sudah jauh-jauh datang…kamu ga boleh kaya’ gini”, lanjut mama roby. “Aku lagi mau sendiri ma”, jawab roby perlahan. “Tapi rob, kasihan kan anggun”, sambung mama roby”. “Aku kan dah bilang mau sendiri ma!!!suruh aja dia pulang!!!”, bentak roby. Mama roby sangat terkejut mendengar bentak roby yang begitu keras, mama roby kemudian berjalan ke arah anggun dengan wajah sedih sambil meminta maaf kepada anggun atas sikap dari roby. “Ga papa tante…mungkin roby emang sedang ga mau diganggu…saya pamit dulu tante”, kata anggun dengan sopan kepada ibu roby.

Ibu roby melihat roby dari kejauan…ia sedih…”Ya Tuhan, cobaan apalagi yang kau beri kepada anakku?, tidak cukupkah derita yang selama ini ia rasakan?”, kata ibu roby perlahan sambil meneteskan air mata. Suasana terlihat mengharukan, langit pun seakan mengerti…ia gelap, matahari bersembunyi di balik awan yang kelam…tak sedikitpun cahaya di angkasa yang menerangi sore itu.

***

Pada esok hari…tepatnya kamis yang juga menjadi hari ke empat bagi roby, roby masih terlihat murung dan selalu diam. Roby pergi ke kampus tanpa sarapan dan pamit kepada kedua orang tuanya. Saat di kampus seorang teman roby menghampiri roby, “rob tadi ada cewek namanya anggun nyari lo”. Roby hanya diam dan tak memperdulikan temannya itu, “rob lo denger ga sih!!!”, teriak teman roby. Roby mengambil tasnya yang tergeletak di kursi duduknya dan segera melangkahkan kakinya keluar dari kelas. Tapi sesaat ketika roby hendak keluar dari kelasnya, tiba-tiba “hai…” terdengar suara dari hadapan roby yang sedang berjalan sambil tertunduk. Saat roby menatap asal suara itu, ia menatap anggun sedang memanggilnya. “Rob kamu kenapa?”, tanya anggun bimbang. Roby tak menjawab, selalu diam. “Kamu kenapa?!!!tiba-tiba menghindar dari aku?”, kata anggun bingung. Namun roby tetap hanya diam dan diam. Anggun lalu berjalan ke arah roby, tiba-tiba roby perlahan berkata “jangan pernah mengenal aku gun…apalagi mengasihani aku”. Roby kemudian perlahan meninggalkan anggun, tapi anggun langusung memegang tangan roby…”rob..aku ga pernah berpikir seperti itu…aku tulus rob!!!, kamu tahu…sebenarnya aku udah lama suka ama kamu…tapi aku…”, kata anggun sambil menetaskan air mata. Roby lalu menempelkan telunjuknya di bibir anggun yang membuat anggun berhenti berkata. “Gun…kamu bilang…kamu udah lama suka ama aku, tapi aku sekarang kaya’ gini gun!!! Apa kamu masih suka dengan aku?”, jawab roby. “Aku akan tetap sayang kamu dalam keadan apapun rob”, jawab anggun perlahan. Roby lalu memeluk anggun dan mengecup keningnya, suasana terlihat begitu romantis, banyak yang teman-teman roby yang terharu melihat kejadian ini. Mereka bersorak menyaksikan dua pasangan yang saling menyayanyi itu.

***
“Jangan langsung pulang ya rob, jalan-jalan dulu aja yuk”, kata anggun. “Tapi ini kan udah malam”, jawab roby. “Ayo donk..please“, pinta anggun. “Ok deh jalan-jalan, tapi jangan ke mall ya”, jawab roby. “Kenapa emangnya?”, lanjut anggun. “Ntar aku bangkrut lagi…hehehe..”, kata roby sambil bercanda. “ye…”, sambung anggun tertawa dengan manisnya. Mereka lalu pergi dengan perasaan yang bahagia, tangan anggun melingkar di tubuh roby, dan wajahnya bersandar pada punggung orang yang disayangnya.

“Nah sampai nie”…”wah indah banget!!!!”, teriak anggun., “ini adalah tempat kalau aku lagi ngerasa sedih, tempat ini yang ngehibur aku”, “Wah kalau sekarangkan ada angggun, anggun siap kok ngehibur roby…hehehe”, sambung anggun sambil canda. Terlihat senyum kecil di wajah roby, “bisa aja kamu gun”. Roby lalu menarik tangan anggun. “Sini gun, aku tunjukin kamu sesuatu”. Anggun dan roby lalu berjalan ke arah kursi yang di kelilingi oleh taman yang indah, “wah cantik banget…terlihat bintang-bintang yang bertaburan di angkasa, cahaya mereka bergitu indah sangat indah. Dihiasi dengan hembusan angina yang bertiup dengan perlahan. “Rob…katanya kamu bisa ngelukis ya”, tanya anggun. “Kata siapa?, ga kok”, jawab roby. “Jangan bohong deh…Lukis aku donk, please..”, pinta anggun. “Hmm…tapi aku ga biasa ngelukis orang jelek”, kata roby bercanda. “Sialan…awas kamu ya”, balas anggun sambil mengejar roby. “Ok…ok maap…nyerah deh”, kata roby sambil berlari. Anggun lalu tersenyum kecil dan berjalan ke arah roby, kemudian ia memeluk tubuh roby…terlihat senyum di wajahnya. Anggun menatap mata roby, dan semakin memeluk tubuh roby dengan eratnya. Tapi tiba-tiba roby berkata “jadi ga nih di lukisnya?”, ketika anggun akan mengecup bibir mengecup bibir roby. Anggun terkejut dan bingung…tapi ia tak hanya tersenyum dan sedikit berkata “iya..lukis aku”. Anggun kemudian duduk di atas rumput yang berwarna hijau, roby lalu mengambil secarik kertas dan pencilnya dari dalam tas. Tangannya mulai menari-nari di atas secarik kertas itu, menggambarkan seorang yang disayanginya. Dinginnya malam tak sedikitpun mereka rasakan, justru kehangatan yang selalu menemani mereka saat itu. “Nih dah jadi”, kata roby. “Wah cepet banget”, kata anggun sambil bingung. Anggun lalu berjalan kea rah roby dan melihat secarik kertas itu. “Ga salah ni?...”, tanya anggun bingung. “Salah kenapa?”, tanya roby. “Cantik amat…”, sambung anggun. Roby gerdiam sejenak sambil menatap mata anggun yang terlihat bersinar dengan cantiknya. Kemudian roby membelai rambut anggun yang tergerai indah sambil berkata “justru kamu yang salah gun…gambar ini ga ada apa-apanya dibandingkan kecantikan yang aku saksikan saat ini ketika menatap kamu. Anggun termenung mendengar kata-kata itu…ia lalu memeluk tubuh roby dan perlahan berkata…”aku sayang kamu rob”.


***
Esok hari yaitu hari kelima roby dengan anggun…roby bergegas menemui orang tuanya sambil tersenyum ia berkata..”ma…pa…roby ga sarapan ya,,,dah telat”. “Telat apa dulu nih?...telat ke kampus ataus ke anggun?”, kata mama roby sambil bercanda. Roby tertawa kecil mendengar canda dari ibunya itu…ia lalu segera melangkah ke motornya.

Di atas motornya, roby bernyanyi memperlihatkan dia bahagia pagi itu…”hallo cantik…”, sapa roby ke anggun saat ia sampai di rumah anggun. “Hallo juga cakep”, jawab anggun. Mereka lalu berjalan ke arah motor sambil bergandengan tangan dan senyuman yang selalu melekat di wajah mereka. “Eh skali-skali bolos kuliah yuk”, kata anggun. “Bolos?!!?”, “ia bolos…mau ga?”, tanya anggun. “Duh…gimana ya…”, kata roby bingung. “Mau ya…ntar aku traktir deh”, sambung anggun. “Nah kalau itu aku mau…kbetulan banget belum sarapan hehehe…”, balas roby. “Wuuu…maunya”, kata anggun sambil tertawa. Mereka lalu menuju ke sebuah mal di kota itu, dengan wajah yang berseri mereka berjalan melewati orang-orang yang menatapnya. “Kita nonton yuk…”, kata anggun. Mereka lalu memutuskan untuk nonton di bioskop mal itu, “Film apa?”, tanya roby. “Kita nonton film horor aja yuk”, jawab anggun. Ketika mereka sedang asyik melihat film yang tertatap lebar di depan mereka, mereka mendengar kata-kata “aku sayang kamu…kamu mau kan jadi pacar aku?”. Anggun lalu melihat datangnya suara itu, ternyata dari lelaki yang duduk disebelah roby yang terlihat sedang menggenggam tangan wanitanya. Roby dan anggun lalu saling bertatapan seakan bingung, “rob inikan film horor ya?”, tanya anggun. “Iya…tu lihat aja, judulnya aja manusia tanpa kepala”. “tapi kok ada yang romantisan di sini”, sambung anggun. Roby lalu tersenyum dan kemudian tertawa kecil…”kamu kalah rob ama cowok yang disebelah kamu”, kata anggun. “ha?!!”, jawab roby bingung. Anggun lalu tersenyum sambil menatap mata roby…dan terus menatapnya. Kemudian perlahan tangan roby menggenggam lembut tangan anggun. “Gun…kamu..mau..ga…”, tapi tiba-tiba seluruh pengunjung bioskop itu berteriak termasuk anggun ketika melihat sosok menakutkan seorang wanita tanpa kepala….AAAA!!!!AAA…anggun lalu memeluk roby, “Ha kamu ngomong apa tadi rob?”, tanya anggun.”Ga..aku ga ngomong apa-apa kok”, jawab roby yang kemudian diam dan tersenyum sambil menatap wajah anggun.

“Filmnya ngeri juga”, kata anggun saat keluar dari bioskop itu. “Kemana lagi nih…”, tanya roby…”yuk makan, katanya tadi lapar”, jawab anggun. “Nah dari tadi kek..”canda roby. Mereka lalu berjalan dengan hati yang bahagia, terlihat tangan mereka selalu bergandengan seakan tak bisa terlepaskan. Mereka duduk dan bercanda sambil menyantap makanan yang dihidangkan di rumah makan cepat saji itu. Mereka bercanda dan terlihat semakin dekat, bagaikan dua orang yang t’lah lama memendam rasa di dalam hatinya. Setelah dari tempat makan itu, mereka lalu melangkahkan kaki menuju ke tempa permaianan, disana mereka bermain berdua dengan bergitu semangatnya, tawa dan canda selalu mengiri mereka, senyum dan kecupan menjadi pandangan yang biasa pada saat itu…sungguh indahnya, suatu yang tak bisa dibandingkan dengan keindahan yang lainnya, dan suatu yang tak pernah bisa tuk dilupakan.

***

Angin malam berhembus pelan, menyejukkan hati dan memberi ketenangan. Rembulan bercahaya begitu indahnya…sangat indah…terliahat roby sedang berbincang dengan angggun di hp nya, roby terlihat bahagia saat itu…tergambar dari senyum dan rona wajahnya di malam itu. Setelah selesai berbica dengan anggun melalui hp nya, roby kemudian berkata kecil “Ya Tuhan…aku bersyukur terhadap takdirku…walaupun aku ga mungkin menjadi pendampingnya kelak, tapi aku telah merasakan cinta…dan aku telah mencintainya”.

***

Saat pagi datang menjemput hari, hari itu adalah hari ke enam kisah roby dan anggun. Seperti biasa, roby bergegas menjemput anggun. Tapi ketika roby tiba di rumah anggun, roby tak melihat anggun yang biasanya berdiri menunggu roby di depan halaman rumahnya. Roby lalu mengetuk pintu rumah anggun, terdengar langkah kaki yang perlahan mendekat…”O…roby…anggunnya udah pergi tadi..”, kata ibu anggun. “Udah pergi?!”, tanya roby bingung. “Iya tadi dijemput teman-temannya. “ O iya deh tante…makasih ya…saya pamit dulu tante”, balas roby. Roby lalu pergi dengan wajah yang sedikit sedih dan kecewa. Tidak seperti biasanya anggun tidak menunggu roby. Senyum roby sedikit hilang dari wajahnya…hanya rasa penasaran dan sedikit kecewa yang tersisa di wajah yang ganteng itu.

Suasana terlihat ramai ketika roby sampai di parkiran kampusnya…roby turun dari motornya dengan wajah sedikit sedih…tapi tiba-tiba ia melihat sebuah tangan yang lembut memeluknya dari belakang, sambil berkata “maap ya aku ga nunggu kamu”. Roby lalu menoleh kebelakang…ia melihat anggun sedang tersenyum padanya, tapi ada yang aneh dengan anggun, roby menatap sebuah kalung berbentuk boneka panda yang melingkar indah di tubuh anggun. “Kalung itu…”, kata roby perlahan. “Kenapa rob?”, tanya anggun. “kalung ini adalah pemberiaan seseorang dulu ketika aku di kampung, kamu pasti tahu orangnya”, sambung anggun. “Kamu si gadis cupu?”, tanya roby bingung. “Ya rob…aku yang dulu dihina dan selalu di jauhi oleh semua orang…termasuk kamu kan rob”, kata anggun. Roby lalu terdiam, bayangan masa lalu kembali dalam memorinya. Ia ingat peristiwa saat ia mengihina anggun saat masih smp. Roby yang dulu seakan tak punya perasaan…ia tega mempermainkan hati si gadis cupu yang kini bernama anggun itu…terlihat roby bersama teman-temannya mempermalukan anggun, dengan menyuruh anggun berpakaian yang aneh…hal itu adalah syarat agar diterima oleh roby. Perlahan roby berkata sambil menundukkan kepalanya…”maapin aku ya gun”. “Ga papa kok, malah aku berterima kasih ama kamu rob, kalung ini udah mengubah aku…kamu bilang ketika aku menangis dulu…”jangan jadi anak yang cengeng, kamu harus tahu, suatu perasaan itu ga bisa dipaksakan…belajar dulu!!!baru kamu nyatakan cinta kamu ke aku…”, kata anggun sambil membayangkan kisah masa smp nya bersama roby. “Kamu melemparkan kalung ini ke aku waktu kamu jalan menjauh dari aku kan?”, tanya anggun lagi. “Ya…”jawab roby. “Aku ingat kata-kata kamu saat itu…kamu bilang, pakai kalung itu kalau kamu sudah siap untuk jadi pacar aku…”, kata anggun sambil menatap mata roby. Roby terlihat membisu...bibirnya tak mampu tuk mengungkapkan suatu kata…tiba-tiba hp anggun berdering dengan kerasnya, saat anggun menjawab panggilan itu…ternyata yang menelphone adalah teman-teman anggun. “Rob aku ke dalam dulu bentar ya…teman-teman aku nungguin katanya ada perlu…bentar aja, ntar tungguin aku di kantin ya.

Anggun lalu meninggalkan roby menuju teman-temannya. Saat anggun bersama teman-temannya dalam kelas di kampus itu, terlihat teman anggun adalah gerombolan gadis buruk yang menghina roby ketika di kantin beberapa hari yang lalu…”gun lo kok berubah sih..”, kata gadis buruk itu. “Ia gun lo sekarang jarang kumpul ama kita-kita, jangan-jangan lo beneran cinta lagi ama tu penyakitan”, sambung teman anggun yang bernama cilia. Anggun diam mendengar ocehan teman-temannya…lalu kemudian bicara dengan pelahan “iya gua bener-bener cinta ama dia…”. “Ha!!! ya Tuhan ga salah tu!!!!, inikan Cuma buat…taruhan lo ama cilia, lagian dia itu penyakitan and bentar lagi mau ma..”. Belum selesai gadis buruk rupa itu berkata, terdengar suara laki-laki memecah ocehan si buruk rupa itu. “ternyata kamu disini gun, aku dari tadi nungguin kamu di kantin”. Anggun sangat terkejut mendengar suara yang mirip suara roby itu…anggun menatap arah datangnya suara…ternyata memang benar roby…roby lalu mendekati anggun, dan dia terkejut ketika ia di depan rungan kelas itu, ia mendengar perkataan si gadis buruk rupa tentang taruhan anggun dengan cilia…”apa benar kata dia gun?”, kata roby sambil berjalan ke arah anggun. Roby melihat seorang gadis yang menghinanya di kantin dulu, “kenapa?? kaget?!!?”, kata gadis yang buruk itu. “Ternyata aku udah salah menilai kamu gun…”, “Rob kamu salah paham”, teriak anggun. “aku udah terlanjur sayang ama kamu gun, tapi…kamu…”, kata roby perlahan. “Ha sayang?!?...hahaha…lo mau anggun jadi pacar lo!!!, ga salah tu…orang penyakitan kaya lo!!!bentar lagi mampus…apa yang bisa lo beri ke si anggun?!!hahaha..”, kata gadis buruk rupa bersama teman lainnya sambil tertawa. Roby seakan tak mampu tuk berkata...ia diam dan hanya diam, terlihat air matanya tertetes jatuh dari pipinya, perlahan ia berjalan meninggalkan anggun dan teman-temannya. “Roby..!!!dengar dulu!!!”, teriak angggun. Tapi roby terus berjalan, dan kemudian menoleh ke belakang…”Tapi makasih gun…kamu udah mewujudkan impian aku…memiliki seorang untuk di cintai, walaupun aku ga mungkin memilikinya, karena tak ada yang bisa ku beri gun”, kata roby dengan air mata yang berlinang di matanya. Roby kemudian berjalan lagi menjauhi seorang gadis yang sangat ia sayangi, anggun.

Si gadis rupa lalu bersorak gembira melihat kesedihan roby, “Gun lo happy donk!!!hahhaha…lo kan menang taruhan”. “Ntar malam ada yang traktir party nie,,,asyik!!!”, teriak teman-teman anggun. Senyum anggun seakan terpaksa, terlihat air berlinang di matanya yang memerah. “Rob…aku sayang kamu…kenapa kamu ga dengerin aku sih!!!”, kata anggun berbicara kecil sambil meneteskan air mata di saat teman-temannya sedang bahagia.

***

Saat malam datang…roby terlihat sangat sedih, bukunya basah oleh tetesan air yang menetes dari matanya. Tak ada kata-kata yang keluar dari bibirnya, tak ada tulisan yang terungkap di bukunya…ia hanya diam dan termenung, saat lamunannya semakin jauh hp nya kemudian berdering memecahkan keheningan…”Hallo”, “hallo rob, ni gua andy…lo dimana? Ga ikut ama anggun?”. “Gua di rumah ndy…”, jawab roby. “Loh gua kirain acara lo berdua…teman-teman anggun pada ngundang anak-anak buat party, makanya gua telphone lo”. “Mereka party ya…hahaha”, kata roby tertawa. “Loh kok lo ketawa, apanya yang lucu, kalian pada ngerayain jadian ya?”, tanya andy. “Mereka kerayain kemenangan mereka ndy”, jawab roby perlahan. “Ah gua ga ngerti…mendingan gua ke rumah lo ya, lo certain semuanya ke gua, jadi penasaran gua”, balas andy. “Ok lo dating aja”, kata roby.

Setelah 30 menit berlalu, andy tiba di rumah roby. Roby lalu menceritakan peristiwa tadi sewaktu di kampus, bahwa roby mendengar perkataan si buruk rupa tentang taruhan anggun dan cilia. “Nah jadi party yang mereka adakan sekarang ini, karena udah berhasil membuat gua kaya gini”, kata roby perlahan. “Ah ga mungkin”, sambut andy bimbang. “Ga mungkin anggun kaya’ gitu…dia sering curhat ke gua tentang lo rob”. Roby hanya diam seakan tak peduli perkataan andy. “Rob jangan terlalu cepat ngambil kesimpulan, coba lo ngomong dan yang sebenarnya ke anggun, gua yakin anggun ga kaya’ gitu rob”. Roby tetap hanya diam dan tak menjawab perkataan andy. “Ok kalau lo ga mau nanya langsung ke anggun, biar gua yang nanya ke dia”, kata andy sambil perlahan meninggalkan rumah roby.

***
Beberapa jam setelah andy pergi dari rumah roby, terlihat roby sedang terbaring menerbangkan lamunannya, tanpa senyuman dan hanya terdiam membisu. Berbeda dengan andy yang sudah berada di tempat dugem itu. Suasana terlihat ricuh dan ramai, suara musik yang begitu keras seakan hendak memecahkan telinga memaksa orang yang hadir disana untuk menggerakkan tubuh mereka. Andy bergegas mencari anggun dan hendak memecahkan rasa penasarannya. Ketika andy sudah menatap anggun, ia langsung menanyakan tentang hal yang di ceritakan oleh roby tadi. Tapi andy terkejut saat mendengar cerita anggun, ia tahu kalau roby salah paham…andy lalu bergegas menelphone roby dan menjelaskan kejadian yang sebenarnya. “Nah sekarang semua udah jelaskan?!...lo harus dateng ke sini, anggun udah nunggu lo dari tadi”, kata andy. “Sorry ndy gua ga bisa ke sana, salam aja ama anggun”, jawab roby. “Apa katanya ndy? apa roby mau dateng?”, tanya anggun. Andy lalu menggelengkan kepalanya, anggun pun terlihat sedih dan kecewa saat itu.

Suaasana semakin ramai, canda tawa terdengar di seluruh tempat, tapi tidak dengan anggun yang hanya sendiri, diam dan hanya diam. “Hai boleh aku duduk disini?”, kata seorang cowok di belakang anggun. Anggun hanya diam tak memperdulikan kata-kata cowok itu. “kamu lagi apa sih, kok sendirian aja?”, kata cowok itu lagi. Anggun seakan mengenal kata-kata itu, ia menoleh ke belakang dan…”Roby!!!”, teriak angggun. “Kamu datang juga, aku udah lama nungguin kamu disini”, kata anggun sambil memeluk roby…roby kemudian membelai perlahan rambut anggunn yang indah, “maafin aku gun…aku udah ngeraguin kamu”, kata roby sambil menatap anggun. Anggun lalu menempelkan telunjuknya di bibir roby, “ga ada yang perlu di maafin kok”, kata anggun…kemudian pelahan wajahnya menghampiri wajah roby…kecupan yang sangat romantis disaksikan puluhan bahkan ratusan orang terjadi pada malam itu, indah sungguh indah.

***
Esok saat pagi datang memulai suatu hari baru…hari ini adalah hari ketujuh hubungannya dengan anggun, hari ini lebih indah…roby dengan perasaan bahagia yang masih melekat di hatinya, membuatnya selalu tersenyum dan tersenyum. Bergegas menjemput anggun pujaan hatinya. Di dalam hatinya, roby berniat mengutarakan perasaannya, ia ingin agar anggun menjadi pacarnya. Tapi tiba-tiba ketika roby tiba di rumah anggun, ia mendengar teriak suara ayah anggun…”Ayah ga setuju kamu dengan laki-laki itu!!! Tinggalkan dia!!!”. Terdengar tangisan anggun yang memedihkan hati. Roby lalu turun dari motornya dan melangkah ke halaman rumah anggun. Anggun kemudian berjalan ke halamannya dengan wajah yang sedih dan air mata yang terus menetes dari pipinya. “Anggun kamu kenapa?”, tanya roby. Anggun langsung memeluk roby dengan suara yang terisak-isak…”aku akan terus mencintai kamu rob, kamu juga kan?...”, kata anggun. “Iya aku cinta kamu gun…melebihi cinta ku pada diriku sendiri”, jawab roby. “Kamu mau kan jadi pacar aku”, tanya anggun lagi. Roby terkejut mendengar kata-kata anggun, roby lalu tersenyum dan perlahan berkata “iya aku mau jadi pacar kamu?, tapi apa kamu ntar ga akan nyesal?”, tanya roby. “Aku ga kan pernah nyesal rob, aku udah lama memendam rasa ini…aku tulus mencintai kamu…”, jawab anggun sambil menatap roby. Roby lalu mengecup kening anggun, mengecupnya dengan penuh rasa sayang. Sesaat setelah mereka hendak melangkah ke motor, tiba-tiba terdengar suara ayah anggun dari depan pintu rumahnya…”Ou jadi kamu yang namanya roby!!!, tinggalkan anak saya!!! Dasar ga tahu diri…hidup Cuma bentar lagi, ga mikir apa!!! Ga bisa diharapkan dari kamu…ga ada yang bisa kamu beri kelak untuk anak saya!!! Pergi !!!pergi kamu!!!, teriak ayah anggun sambil berjalan ke arah anggun dan roby. “Ayah…”, kata anggun perlahan saat ayahnya menarik tangannya…roby tak mampu tuk berkata atau pun berbuat, ia hanya diam menyaksikan hal itu…”Rob jangan peduliin kata-kata ayah ku!!!”, teriak anggun sambil menangis. “Mereka benar gun…ga ada yang bisa aku beri ke kamu kelak, aku hanya akan nyakiti kamu…lupakan aku gun”, kata roby sambil menatap anggun. Roby kemudian melangkah meninggalkan rumah anggun, ia melangkah dengan perlahan dan tak sekali pun menoleh ke arah anggun…ia tetap berjalan walaupun anggun terus memanggil namanya dengan tangisnya.

***
Ketika malam datang, cahaya bintang begitu indah bertebaran ke seluruh alam…merdunya nyanyian jangkrik menghiasi keheningan…tapi tak dapat merubah apa yang dirasakan oleh roby, ia menatap langit sambil berbicara dalam hati “tak ada yang bisa ku beri untuk orang yang aku cintai, hanya cinta…”. Entah berapa banyak air yang menetes dari matanya, hanya rerumputan yang bergoyang tertiup oleh hembusan angin, menjadi saksi bisu kepedihan yang dirasakan oleh roby. Ketika nyanyian sang jangkrik semakin ramai, terdengar dering suara hp roby, saat dilihat ternyata yang menghubungi adalah anggun, roby langsung menolak panggilan itu. Berkali-kali hp roby berdering, dan saat dilihat di hpnya tertera nama Anggun. Roby tidak memperdulikan suara hp nya itu, tapi kemudian terdengar dering suara yang berbeda, ya itu adalah dering suara sms…roby membuka isi pesan tersebut dan membacanya…”Roby…ini mamanya anggun, anggun sedang kritis di rumah sakit…ia mengalami tabrakan di perjalanan ke rumah kamu, tante harap kamu bisa datang di rumah sakit ini”, roby langsung terkejut…dan bergegas ke rumah sakit tempat anggun kritis.

Ketika roby tiba di rumah sakit itu, ia langsung berlari ke tempat anggun. Disana terlihat teman-teman anggun dan orang tuanya. Tatapan sinis mereka berikan kepada roby, hanya mamanya anggun yang ramah kepadanya. “Kamu datang juga rob”, sapa mama roby. “Gimana keadaan anggun tante?”. “Kata dokter anggun mengalami kerusakan pada kedua ginjalnya karena benturan yang sangat hebat”, jawab ibu anggun sambil mengangis. “Jadi gimana kata dokter tante?”, tanya roby lagi. “Kemungkinan anggun selamat kecil, karena sulit mencari donor ginjal bila tergesa-gesa, ditambah lagi…anggun memerlukan dua ginjal, mana ada orang yang mau memberikan kedua ginjalnya, itu sama saja membunuh diri dia sendiri, kenapa harus anggun!!!”, teriak ibu anggun histeris.

Mendengar kata-kata ibu anggun, roby berlutut dan menangis…aku pun tahu apa yang ia rasakan, air matanya terus mengalir jatuh dari pipinya. Terdengar suara pintu terbuka dengan perlahan…”Siapa yang bernama roby?”, tanya dokter kepada keluarga anggun. “Saya dok”, kata roby perlahan. “Ikut saya”. Roby lalu masuk ke dalam ruangan icu itu…ia melihat anggun tergeletak lemah, banyak darah yang mengalir ke dalam tubuhnya melalui sebuah selang kecil…”gadis itu terus memanggil nama kamu ketika di ugd”, kata sang dokter. Roby lalu mendekati tubuh anggun dan menggenggam tangannya…”aku sayang kamu gun, sayang ku ini akan selalu untuk kamu selamanya”, kata roby. Roby lalu mengecup kening anggun dengan tangis di matanya. Terlihat air menetes dari mata anggun setelah roby mengecup keningnya, tapi ia hanya diam tak mampu tuk berkata.

Roby kemudian keluar dari ruangan icu itu, “gimana rob?”, tanya mama anggun. “Kata dokter anggun bisa diselamatkan tante..”, jawab roby. Roby lalu meninggalkan keluarga dan teman-teman anggun.

***
Beberapa jam kemudian, terlihat beberapa orang suster bergegas mengeluarkan anggun dari ruang icu…”anak saya mau dibawa ke mana sus?, tanya mama anggun. “Ke ruang operasi bu”, jawab suster itu. Keluarga dan teman-teman anggun mengikuti langkah para suster itu. Kemudian mereka menunggu di depan ruang operasi itu dengan perasaan yang cemas…hampir 5 jam berlalu, akhirnya seorang dokter keluar dari ruangan itu…”gimana anak saya dok?”, tanya ayah anggun. “Anak bapak sudah melewati masa kritis, selamat ya pak”, jawab dokter itu. “Terima kasih dok”. “Berterima kasihlah pada ALLAH”. “Tapi siapa orang yang menjadi donornya dok?”, tanya ayah anggun lagi…doker itu hanya tersenyum…tiba-tiba beberapa orang suster keluar sambil mendorong seseorang yang tertutup kain putih. “Tunggu sus..”, teriak ayah anggun. Keluarga dan teman-teman anggun lalu menyaksikan ayah anggun membuka kain putih yang menutupi tubuh yang telah kaku itu…mereka sangat terkejut ketika melihat sesosok wajah yang t’lah mereka kenal, ya…seorang yang selalu mereka hina…roby…roby telah terbaring kaku dengan mata yang tertutup…demi cintanya…ia pergi meninggalkan dunia…ia t’lah menjadi donor bagi anggun. Ayah anggun langsung terduduk dengan tangis di matanya, tak ada yang mampu bicara saat itu, hanya keheningan yang mewarnai malam.

***
Esok saat mentari datang, anggun membuka matanya dengan perlahan…”ma…”, kata anggun. “Anggun kamu sudah sadar..!!?!”, teriak mama anggun. “Roby mana ma?, apa dia masih marah dan ga datang menjenguk anggun?”, tanya anggun. Ibu anggun hanya terdiam sambil memberikan secarik kertas dan sebuah buku milik roby. Kemudian perlahan ibu anggun meninggalkan anggun yang sedang terbaring. Anggun lalu membaca secarik kertas itu.

Dear anggun…mungkin saat kamu membaca tulisan dari ku ini kamu telah membaik…dasar kamu gun hehehe…kenapa pake acara tabrakan segala, katanya jago balapan?,,,dokter tadi bilang ke aku kalau nyawa kamu tidak bisa diselamatkan…karena kedua ginjal kamu telah mengalami luka yang parah akibat benturan. Aku ga bisa kehilangan kamu gun…aku ga bisa tanpa kamu, lebih baik aku yang pergi…
mungkin setelah kamu bisa berjalan nanti, aku ga bisa lagi menemani kamu lagi…atau menjemput kamu pagi-pagi, kamu mandiri ya…jadi anak yang selalu tegar dan kuat menghadapi hidup ini
aku teringat kata-kata ayah dan teman-teman kamu…tak ada yang bisa kuberikan kelak untuk kamu…mereka benar…aku tak pantas untuk seorang gadis seperti kamu
Cuma ini yang bisa kuberikan untuk kamu, untuk seseorang yang sangat aku sayangi…melebihi hidup ku…tolong jaga buku ku itu, eh iya…itu lukisan kamu…kamu terlihat sangat cantik melebihi apa pun yang aku tahu
Aku sayang kamu selamanya walaupun ketika aku telah di sisiNya saat ini

“AAAA!!!!AAA!!!roby!!!!”, teriak anggun sambil menangis…anggun menangis dan berteriak dengan histerisnya, sesal dan marah terukir dari wajahnya. Tapi tak ada yang bisa mengembalikan roby yang telah disisiNya. Roby telah pergi menemui sang Pencipta, menukarkan hidupnya untuk menyaksikan tawa seorang gadis yang sangat dicintainya.



Created by : Deniz
Komentar Facebook
0 Komentar Blogger
Terima kasih sudah memasang link dibawah ini sebagai sumbernya Read more: http://denisaremania.blogspot.com/

0 komentar:

Posting Komentar