(Cerpen)Mentari kala itu sungguh menawan, sinarnya yang datang dari ufuk timur memberi pesan bahwa hari ini adalah hari yang cerah. Saat itu pula orang-orang pasar telah memenuhi pasar tradisional yang seakan bahagia menyambut datangnya pagi.
Tetapi tidak bagi Doni, hari ini adalah hari pertama ketika Doni sudah tak lagi miliknya.
“Sungguh aku tidak ingin pagi ini datang, dan saya tidak ingin pula datang ke sekolah, bukan karena aku malas sekolah, tetapi aku tak sanggup melihatmu dengan orang lain” batin Doni.
Waktu terasa begitu cepat, sepertinya baru kemarin Doni menyatakan cinta kepadanya dan dia pun menerima cinta Doni.
“Selama setahun kuarungi lautan cinta bersamamu. Aku yankin kaulah cinta pertama dan terakhirku, tetapi keyakinanku tersebut salah” pagi itu memang batin Doni seakan bicara.
Bermula saat 2 hari yang lalu.
Hari itu tidak biasanya Novi menolak pulang bersama Doni. Novi adalah cewek cantik yang dikagumi banyak cowok disekolahnya, yang tak lain dan tak bukan adalah pacar Doni.
Doni sendiri orangnya tidak terlalu cakep sih, tetapi dia terlihat selalu fresh dimata para cewek di sekolahnya, dia terkenal sangat cuek sama cewek manapun, kecuali sama pacarnya sendiri.
“Maaf Don, aku gag bisa pulang sekarang, aku masih ada acara rapat osis” kata Novi.
“ Ya sudah, aku pulang duluan ya, tapi ntar kamu pulang sama siapa?” kata Doni khawatir.
“aku bisa pulang sendiri kok naik angkot” jawab Novi
“Ok dech” kata Doni sambil memakai helm, “Bye Doni” kata dia sambil melambaikan tangan.
***
Malam itu Doni merasa kesepian, dia telepon Novi tapi gak diangkat, di sms gak dibales. Ya sudah akhirnya Doni berniat untuk main kerumah Novi sang pacar. Dia langsung meyalakan mesin motor dan langsung menuju rumahn Novi. Jarak antara rumah Doni dan Novi memang tidak terlalu jauh, hanya membutuhkan waktu 15 menit.
“Assalamualaikum” salam Doni sambil mengetuk pintu rumah Novi
“Waalaikumsalam, eh nak Doni, mari silahkan masuk” jawab tante Hana ibunda nya Novi,
“Novi nya ada tante?” tanya Doni sambil celingak-celinguk.
“Lho dianya belum pulang dari tadi, tante kira dia sama kamu” jawab tante Hana sambil kebingungan.
“Masa’ rapat osis sampai jam segini?” batinku.
“uda dicoba dihubungi lewat hpnya belum?” tanya beliau.
“sudah tante, tapi gak diangkat” jawabku.
“Kalau begitu saya permisi mau pamit pulang, titip salam saja buat Novi kalau dia sudah pulang nanti” kata Doni sambil beranjak pergi.
“Assalamualaikum tante”
“Waalaikumsalam, hati-hati nak Doni” jawab beliau
Tidak lama Doni mengendarai motor, tiba-tiba mesin sepedanya mati.
“duch apes banget, uda ke rumah Novi tapi Novi nya gak ada, eh sekarang mesin motor sialan ini mati” gumam Doni sambil sedikit kesal.
Doni mencoba untuk mencari tahu apa yang membuat mesin motornya ini mati.
Disaat itu juga dari kejauhan ada suara motor yang datang.
“bisa nih untuk dimintai pertolongan” batin Doni.
Tetapi Doni langsung tersentak kaget dan secara otomatis langsung mengurungkan niat tersebut ketika melihat siapa yang sedang menaiki motor tersebut.
“Novi? Sama siapa dia?” ucap Doni lirih.
Ternyata yang lewat adalah seorang cowok memakai jaket hitam dan membonceng Novi yang tak lain dan tak bukan adalah pacarnya sendiri.
Novi juga melingkarkan tangannya di pinggang cowok tersebut dan kelihatan sangat mesra sekali.
Apakah kakaknya, setahu Doni Novi tidak punya kakak atau saudara, dia anak tunggal.
Doni melanjutkan memperbaiki motor dengan perasaan sedikit gelisah.