Lukisan Oei Hui Lan yang ada di Hotel Tugu, Malang. |
Ia mempunyai istana yang dibangun pada tanah seluas 9,2 hektare. Tempat tinggal utama memiliki 200 kamar, 2 paviliun yang bisa digunakan untuk pesta, dapur luas, vila pribadi. Untuk mengurusnya dibutuhkan 40 pembantu rumah tangga, 50 tukang kebun dan 50 koki. Kalau ingin hiburan, bisa main-main dengan hewan peliharaan seperti monyet, burung, kuda, kanguru, gajah atau jerapah.
Ia berkisah tentang kehidupan semasa kecilnya dalam buku “ tak ada pesta yang tak berakhir”, menikah dengan kaum jetset tak membuat dirinya merasa bahagia, bahkan di akhir hidupnya ia yang anti berpoligami harus menerima kenyataan sang suami menikah lagi dengan gundiknya. Hui Lan dalam bukunya bercerita tentang dia mendapatkan apapun yang ia inginkan karena kekayaan yang dimiliki Ayahnya.
Dan tidaklah lucu ketika suatu ketika ia berjalan dan orang asing baginya muncul mengaku kalau dia adalah adik tirinya. Tidak aneh bila sang ayah memiliki 50 gundik yang melahirkan minimal 7 orang anak. Sehingga hubungan antarkeluarga itu memunculkan konflik. Sang Ayah yang terdesak oleh pemerintah Hindia Belanda akhirnya memutuskan untuk melarikan diri ke Singapore dan menjalankan bisnisnya di sana.